Dalam 2 Korintus 4:13, Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata,” maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. Ayat ini menunjukkan bahwa kita yang percaya kepada Kristus, hendaklah kita juga berani untuk berkata-kata sesuai dengan percaya kita.
Bila kita yang lemah, kita percaya dan berkata “Aku kuat”.
Bila kita yang kekurangan, kita percaya dan berkata “Aku kaya”.
Kita tidak boleh mendeskripsikan keadaan kita dengan kata-kata kita. Bukannya kita menyangkali keadaan kita atau berbohong terhadap diri sendiri, tetapi kita punya iman, hidup kita alami yang baik.
Jangan pernah kita mengatakan yang sedang kita alami hari-hari ini. Tetapi perkatakan yang ingin kita lihat dan terjadi dalam hidup kita. Bila kita rindukan alami yang baik dalam hidup kita, maka kita senantiasa memperkatakan yang baik pula.
Perkatakan apa yang kau percayai.
Ditegaskan kembali dalam Markus 11:23, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Ucapkanlah apa yang ingin saudara lihat, jangan mengucapkan apa yang kau lihat! Stop bebrbicara yang negatif!
Bilangan 20:7-12, TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
Dalam ayat ini, Musa masih memakai mental lama. Musa berpikir dengan bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Tuhan hanya menyuruh Musa berkata-kata, bukan memukul batu. Musa tidak percaya dengan cara Tuhan yang baru. Ia belum pernah berkata-kata dan ada hasilnya. Memang Musa pernah memukul tongkat dan ada hasilnya. Air berubah menjadi darah. Debu tanah menjadi nyamuk. Batu yang pertama dipukul keluar air.
Tinggalkan cara, mentalitas, gaya lama. Kita harus bersedia ikut Tuhan ke mana Tuhan membawa kita. Ketika Tuhan memberi tuntunan, tergantung kita mau taat atau tidak. Musa tidak di dalam kehendak Tuhan. Ucapkan firman Tuhan, perhatikan, mujizat akan terjadi.
Amin.
Senior Pastor Yusak Hadiswantoro
(Han/Red.)
sumber : YHS Link
|
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah dibaca apa anda punya komentar untuk artikel diatas ?
Jika anda merasa terberkati dengan artikel diatas atau anda mengalami pengalaman peristiwa yang sama, sharingkan dan tinggalkan pesan, kesan atau komentar apa saja yang positif disini.
Semoga komentar anda dapat menjadi berkat bagi yang lainnya.