Sampai Tuntas

Bacaan: Yohanes 4:31-38

Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.- Amsal 18:9

Mari melihat sekilas bagaimana akitivitas dalam dunia pertanian. Jika musim panen tiba, maka ada sebuah pandangan yang berlaku secara umum bahwa sebuah
pekerjaan belum dianggap selesai apabila gandum hasil panennya belum berada di lumbung. Jadi ukuran sebuah pekerjaan di waktu panen itu selesai atau tidak
tergantung apakah hasil panen itu sudah berada dalam lumbung dan lantai penyosohan gandum sudah dibersihkan. Saat itulah petani baru bisa beristirahat
dari pekerjaannya yang telah diselesaikannya dengan baik.

Menjadi pertanyaan yang sama bagi kita, apakah kita juga memiliki kebiasaan untuk mengerjakan segala sesuatunya sampai tuntas ataukah kita justru menunda
untuk menyelesaikannya. Jujur saja, sudah terlalu sering meninggalkan banyak tanggungjawab yang belum kita selesaikan. Meninggalkannya begitu saja dalam
keadaan terbengkelai dan tak terurus. Dengan pola serta kebiasaan kerja seperti ini, tak heran kalau kita tidak pernah mencapai kesuksesan.

Harusnya kita belajar dari Yesus sebagai kunci bagi kesuksesan kita. Yesus membuktikan bahwa tidak ada tanggungjawab yang diembannya terbengkalai begitu
saja di tengah jalan. Ia membuktikan bahwa segala hal yang dipercayakan kepada-Nya untuk diselesaikan, telah dituntaskan-Nya dengan sempurna. Tugasnya selama di dunia ini diakhiri dengan kalimat yang terucap, “Sudah selesai” saat Ia tergantung di atas kayu salib.

Apapun yang menjadi pekerjaan kita, tanggungjawab kita, bahkan segala tugas yang telah dipercayakan kepada kita, hendaknya kita bisa menyelesaikannya sampai tuntas. Disiplinkan diri agar dengan hal ini, maka tanpa kita menyadarinya, kita sudah selangkah lebih maju dari sebelumnya. Jika hal ini sudah menjadi
kebiasaan, maka kita sendiri yang bakal menuai hasilnya. Kinerja kita akan tampak lebih menonjol, dan itu berarti ada promosi jabatan atau tanggungjawab
yang lebih besar akan dipercayakan kepada kita. Lawan dari kebiasaan ini adalah bermalas-malasan dalam pekerjaan yang harusnya diselesaikan. Jika kita memiliki kebiasaan untuk bermalas-malasan dalam pekerjaan, hendaknya kita mau berubah. Amsal 18:9 menulis, “Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.”

(Hans)

» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit

sumber : YHS Link Ministry